TUGAS KOMUNITAS III
“ LAPORAN HASIL WINSHIELD SURVEY DI RW VI KELURAHAN PURUS KECAMATAN PADANG BARAT“
DOSEN PEMBIMBING : NS. ERNI MUSMILER, S.KEP
OLEH KELOMPOK I :
Hayatul Handayani Reno Ayu
Irmayani Putri Indah Ratna Agustina
Jusra Harnedi Riki Kurniawan
Marcia Ode Liona Robiatun Adawiah
Poppy Kurnia Sari Tintin Fitri Sumarni
Rahma Hayati Wiwing Sri Sumarni
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
STIKES AMANAH PADANG
TAHUN 2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya maka penulis dapat menyelesaikan tugas winshield survey dari mata kuliah Keperawatan Komunitas III.
Dalam Penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Akhir kata, penulis mengucapkan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua terutama bagi penulis sendiri dan kelompok.
Padang, Juli 2013
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Konsep keperawatan komunitas
2.2 Laporan hasil winsheild survey
BAB III PENUTUP
3.1 Simpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keperawatan Komunitas merupakan suatu bidang keperawatan yang merupakan perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan dukungan peran serta masyarakat secara aktif serta mengutamakan pelayanan promotif dan preventif secara berkesinambungan tanpa mengabaikan pelayanan kuratif dan rehabilitatif secara menyeluruh dan terpadu yang ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok serta masyarakat sebagai kesatuan utuh melalui proses keperawatan untuk meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara optimal, sehingga mampu mandiri dalam upaya kesehatan.
Strategi yang dikembangkan adalah menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk mewujudkan masyarakat yang mandiri dan meningkatkan derajarat kesehatan.
Maka dari itu , makalah tentang laporan winsheild survey ini kami buat untuk menyelesaikan tugas keperawatan komunitas III yang diberikan oleh dosen pembimbing.
1.2 Rumusan Masalah
a. Bagaimana konsep keperawatan komunitas ?
b. Bagaimana laporan hasil winsheild survey yang dilakukan di RW VI Kelurahan Purus Kecamatan padang Barat ?
1.3 Tujuan
a) Tujuan Umum
Untuk mengetahui keadaan komunitas di RW 6 Kelurahan Purus Kecamatan Padang Barat.
b) Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui sejarah, demografi, etnik, nilai dan keyakinan di RW 6 Kelurahan Purus Kecamatan Padang Barat.
2. Untuk mengetahui lingkungan fisik, kesehatan dan pelayanan sosial, ekonomi, transportasi, keamanan, politik dan pemerintahan, komunikasi, pendidikan dan rekreasi masyarakat di RW 6 Kelurahan Purus Kecamatan Padang Barat.
3. Untuk mengetahui persepsi masyarakat tentang lingkungan tetangga dan tempat tinggalnya.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Keperawatan Komunitas
1. Pengertian
Keperawatan komunitas adalah pelayanan keperawatan professional yang berfokus pada kelompok resiko tinggi dari semua tingkat perkembangan dalam upaya mencapai derajat kesehatan yang optimal melalui preventif, promotif tanpa mengabaikan pelayanan rehabilitative dan kuratif (spidley dan logan dan dakwin dalam sahar 1995).
Keperawatan kesehatan masyarakat (komunitas) merupakan perpaduan antara keperawatan dan kesehatan dengan dukungan peran serta aktif masyarakat, serta mengutamakan pelayanan promotif, preventif secara berkesinambungan tanpa mengabaikan kuratif dan rehabilitative secara menyeluruh dan terpadu, ditujukan kepada individu, kelompok dan masyarakat sebagai kesatuan yang utuh, melalui proses keperawatan untuk meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara optimal sehingga mandiri dalam upaya kesehatannya (hasil rapat kerja keperawatan masyarakat, 1989).
Komunitas menurut WHO tahun 1974 adalah suatu kelompok sosial yang di tentukan oleh batas-batas wilayah, nilai-nilai keyakinan dan minat yang sama serta adanya saling mengenal dan berintegrasi antara anggota masyarakat yang satu dengan yang lainnya. Spradley (1985) menyatakan bahwa komunitas merupakan sekumpulan orang yang saling bertukaran pengalaman penting dalam hidupnya. Konsep Komunitas mencakup tiga dimensi yaitu orang, tempat, dan fungsi. Orang adalah masyarakat, tempat adalah daerah, dan fungsinya mencakup tujuan dan aktifitas dari komunitas tersebut (Stanhope. M dan Lanchester J, 1996).
Keperawatan kesehatan merupakan pelayanan keperawatan professional yang bertanggung jawab dan bertanggung jawab dan bertanggung gugat dengan mempunyai konsep-konsep, teori-teori, legalitas dan etika yang di tunjukkan kepada masyarakat yaitu terutama balita, ibu hamil, ibu menyusui, lansia untuk mencapai derajat kesehatan optimal melalui pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan dengan menjamin ketergantungan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan sesuai dengan ekonomi masyarakat tersebut dengan melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
Keperawatan komunitas adalah suatu pelayanan keperawatan professional yang berfukos pada kelompok resiko tinggi dari semua tingkat perkembangan dalam upaya mencapai derajat kesehatan yang optimal melalui usaha preventif, promotif, rehabilitatif dan kuratif (Spradley dan logan daucin dalam Sahar 1995).
Keperawatan kesehatan masyarakat (komunitas) merupakan perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan dukungan peran serta aktif masyarakat, serta mengutamakan pelayanan promotif, preventif secara berkesinambungan tanpa mengabaikan kuratif dan rehabilitative secara menyeluruh dan terpadu. Ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat sebagai suatu kesatuan yang utuh melalui proses keperawatan untuk meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara optimal sehingga mandiri dalam upaya kesehatannya (Hasil Rapat Kerja Keperawatan masyarakat, 1989).
Keperawatan komunitas dalam kenyataan disadari oleh konsep Parthnership, kolaborasi dan empowerman (Anderson dan Mc Farlane, 2000), di samping juga adanya kegiatan dalam kelompok (Swanson, 1997). Perawatan dengan keberadaannya di masyarakat sebagai tenaga kesehatan memiliki peran penting dalam asuhan keperawatan meliputi peran klinik, educator, advocator, konselor, manager, kolaborator, leadership dan peneliti (Spadley dan Alexandec, 2001). Dimana semua peran itu dilaksanakan saling mendukung satu sama lain untuk mencapai kesehatan masyarakat yang lebih baik.
2. Tujuan
Meningkatkan kemampuan masyarakat dalam pemeliharaan kesehatan untuk mencapai derajat kesehatan optimal dan mewujudkan masyarakat yang sehat, dimana ciri-ciri masyarakat yang sehat antara lain :
a. Meningkatkan kemampuan untuk hidup sehat.
b. Dapat mengatasi masalah kesehatan sederhana melaui upaya meningkatkan pencegahan, penyembuhan dan pemulihan kesehatan terutama untuk ibu dan anak.
c. Meningkatkan upaya kesehatan lingkungan terutama penyediaan sanitasi dasar yang di kembangkan dan dimanfaatkan oleh masyarakat untuk menaikkan mutu lingkungan.
d. Meningkatkan status gizi masyarakat berkaitan dengan meningkatkan status ekonomi masyarakat.
e. Menurunkan angka kesakitan dan kematian dari berbagai sebab dan penyakit.
3. Sasaran
Sasaran keperawatan komunitas adalah individu, keluarga, masyarakat, dan kelompok khusus dalam keadaaan sehat maupun sakit.
a. Individu
Individu yang dirawat inap di Puskesmas/ Klinik maupun individu yang dirumah.
b. Keluarga
1) Keluarga yang teridentifikasi mampunyai atau resiko terjadinya masalah, mampu mengenal masalah atau belum memanfaatkan pelayanaan kesehatan.
2) Keluarga yang sudah kontak dengan tenaga kesehatan tapi belum mampu mengambil keputusan untuk mengatasi masalah.
3) Keluarga yang sudah mampu mengambil keputusan untuk memecahkan masalah tapi belum mampu merawat anggota yang sakit.
c. Kelompok Khusus
Kelompok khusus adalah kumpulan individu yang mempunyai kesamaan jenis kelamin, umur, permasalahan, kegiatan yang terorganisasi yang sangat rawan terhadap masalah kesehatan termasuk diantaranya :
1) Kelompok khusus dengan kebutuhan kesehatan khusus sebagai akibat perkembangan dan pertumbuhan seperti : ibu hamil, bayi baru lahir, anak balita, anak usia sekolah, serta usia lanjut.
2) Kelompok dengan kesehatan khusus yang memerlukan pengawasan dan bimbingan serta asuhan keperawatan di antaranya :
a) Penderita penyakit tidak menular seperti DM, Jantung koroner, cacat fisik dan gangguan mental.
b) Penderita penyakit menular seperti TBC, HIV, AIDS, penyakit kelamin dan lain-lain.
· Masyarakat yang beresiko terserang penyakit, diantaranya :
o Wanita tuna susila
o Kelompok penyalahgunaan obat dan narkotika
o Kelompok pekerjaan khusus
· Lembaga sosial, perawatan dan rehabilitasi di antaranya :
o Panti Werdha
o Panti Asuhan
o Pusat rehabilitasi mental dan fisik
o Penitipan anak balita
d. Masyarakat
1) Kelompok masyarakat yang terikat dalam institusi, misalnya rumah tahanan, panti dan lokalisasi WTS.
2) Kelompok masyarakat yang tidak terikat dalam institusi, misalnya Panti werdha, kelompok remaja, karang taruna dan lain-lain.
A. MODEL KEPERAWATAN KOMUNITAS
Komunitas sebagai model klien telah dikembangkan untuk menggambarkan definisi keperawatan kesehatan masyarakat sebagai sintesis keperawatan dan kesehatan masyarakat. Model ini dinamakan sebagai model partner (Anderson E.T McFarlane, 2000)
Penelitian yang telah dilakukan terhadap antara partisipasi masyarakat dan proses perubahan. Bavelas menemukan bahwa kelompok berkembang lebih cepat dalam keterampilan pemecahan masalah dari pada cara komunikasi langsung.
Ada lima tingkatan dalam proses keperawatan yaitu :
1. Tingkat 1 yaitu pengaturan orang-orang didalam kelompok
a. Komitmen untuk bekerja sama
b. Melibatkan orang yang cocok atau tepat
c. Memutuskan untuk bertindak
2. Tingkat 2 yaitu membangun kepercayaan dan komitmen untuk memecahkan masalah :
a. Mengembangkan dasar pengetahuan umum
b. Melakukan pengkajian komunitas
c. Menjelaskan tujuan
d. Mengembangkan misi dan kehadiran
3. Mengembangkan rencana strategi untuk manajemen masalah :
a. Mengembangkan alat-alat dan teknik
b. Merancang bentuk-bentuk pelayanan
c. Menjelaskan hasil dan target
d. Melakukan analisis
e. Berfokus pada masyarakat target
4. Tindakan
a. Evaluasi kemajuan
b. Merumuskan strategi staff
c. Melaksanakan strategi pencapaian
5. Adaptasi dan penyesuaian model pada situasi dan mensolidkan program dalam struktur organisasi :
a. Adapatsi dan pengembangan prototype
b. Mengembangkan pelatihan antar profersi
c. Memperdalam budaya kolaborasi
d. Merangsang strategi viskal
e. Membangun kontituensi komunitas
f. Membangun struktur organisasi
B. PRINSIP KEPERAWATAN KOMUNITAS
1. Azas manfaat
Intervensi yang dilakukan harus memberi manfaat yang sebesar-besarnya bagi komunitas, artinya ada keseimbangan antara manfaat dan kerugian.
2. Azas autonomi
Komunitas diberikan kebebasan untuk melakukan atau memilih alternative yang terbaik yang sesuai untuk komunitas
3. Azas keadilan
Melakukan upaya atau tindakan sesuai dengan kemampuan atau kapasitas komunitas (Nasrul Efendy, 1998).
C. FALSAFAH KEPERAWATAN KOMUNITAS
Falsafah keperawatan komunitas adalah :
1. Pelayanan kesehatan yang diberikan haruslah tersedia dapat diterima, dan dijangkau masyarakat
2. Melibatkan penerima pelayanan dalam melakukan tindakan penyelesaian masalah
3. Kerja sama antara perawat dan masyarakat
4. Lingkungan akan mempengaruhi lingkungan masyarakat
5. Peningkatan dan pencegahan lebih efektif jika dilakukan secara dini
6. Kesehatan merupakan tanggung jawab setiap individu
D. PERAN PERAWAT KOMUNITAS
1. Pemberian pelayanan kesehatan
Perawat komunitas tidak hanya memberikan pelayanan pada individu tetapi juga memberikan pelayanan kesehatan kepada keluarga dan komunitas termasuk kelompok resiko tinggi.
2. Pendidik
Perawat komunitas memberikan pendidikan dan penyuluhan kepada keluarga dan masyarakat
3. Pengelola
Perawat komunitas akan mengelola asuhan keperawatan
4. Konselor
Perawat komunitas akan memberikan bimbingan dan masukan kepada keluarga dan masyarakat untuk mengatasi masalah yang dihadapi.
5. Pembela klien (advokat)
Perawat komunitas akan membela klien
6. Peneliti
Perawat komunitas juga akan melakukan yang bertujuan untuk mengembangkan keperawatan komunitas.
E. ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
1. Pengkajian
Pengkajian atau tahap pengkonsepan adalah tahap mengidentifikasi masalah-masalah yang terdapat dalam suatu wilayah dapat berupa wawancara, observasi dan penyebaran kuisioner ( Stanhope M & Jeanette, 1996 ).
Pengkajian tersebut mencakup :
a. Individu
Berhubungan dengan keluarga, pola hubungan, dan peran serta pola pertahanan dan koping.
b. Keluarga
Pengkajian yang perlu dilakukan adalah struktur dan karakteristik keluarga, social budaya, lingkungan, riwayat kesehatan dan pemeriksaan fisik.
Pengkajian lingkungan fisik dalam komunitas dapat dilakukan dengan metode: “windshield survey” yaitu survey dengan berjalan mengelilingi wilayah komunitas dengan melihat beberapa komponen, antara lain :
1. Inti ( Core)
Inti komunitas adalah sejarah, karakteristik, nilai, dan keyakinan setiap warga.
Komponen |
Sumber Informasi |
· Riwayat atau sejarah terjadinya perkembangan · Demografi Karakteristik umur dan jenis kelamin Distribusi rasil Distribusi etnik
· Jenis rumah tangga Keluarga Non keluarga Kelompok
· Stastus perkawinan Belum menikah Terpisah Janda/Duda Cerai
· Vital statistic Kelahiran Kematian menurut umur Penyebab
· Nilai dan keyakinan
· Agama
|
§ Sejarahwan, perpustakaan
§ Sensus penduduk dan perumahan § Badan perencanaan (Lokal, kota, kecamatan, kabupaten, provinsi0 § Kamar dagang § Balai kota, sekretaris daerah, arsip observasi
§ Sensus
§ Sensus
§ Dinas kesehatan provinsi
§ Kontak pribadi § Observasi
§ Observasi § Buku telepon |
1. Interaksi Sub Sistem
a. Lingkungan Fisik
Pemeriksaan fisik merupakan komponen kritis dalam pengkajian pasien individual, begitu pula dalam pengkajian komunitas. Kelima indera kita diperlukan untuk pemeriksaan fisik pasien, begitu pula dalam pemeriksaan tingkat komunitas.
Perbedaan pengkajian individu dan komunitas
KOMPONEN |
SUMBER DATA |
|
INDIVIDU |
KOMUNITAS |
|
Inpeksi |
Semua Indra Otoskop Oftalmoskop |
Semua Indra “Winshield Survey” Mengunjungi masyarakat |
Auskultasi
Tanda Vital |
Stetoskop
Termometer
Sfigmomanometer |
Mendengarkan aspirasi komunitas atau keluarga Observasi iklim, tanah, batas alam, dan sumber. Tanda aktivitas masyarakat seperti adanya pertemuan masyarakat; banyak yang hadir. |
Pemeriksaan sistem |
Dari kepala sampai kaki |
Observasi sistem social, perumahan bisnis, tempat ibadah, dan tempat yang sering dikunjungi |
Pemeriksaan Laboratorium |
Tes darah Foto rontgen
Pemindaian das tes laiannya |
Almanak; data sensus Kajian dan survei perencanaan kamar dagang |
b. Pelayanan kesehatan dan social/ fasilitas pelayanan kesehatan
Fasilitas didalam komunitas dan fasilitas diluar komunitas
Data yang diperlukan :
1. Pelayanan kesehatan
a) Pelayanan, bayaran, jam pelayanan
b) Sumber daya
c) Karakteristik pemakai
d) Statistik jumlah kunjungan, hari perbulan/ pertahun
2. Pelayanan sosial, sama dengan pelayanan kesehatan misalnya konseling pusat belanja.
Elemen-elemen Winshield Survey, antara lain :
NO |
ELEMEN |
DESKRIPSI |
1 |
Perubahan dan lingkungan |
Bangunan: tua, bahan, arsitek, bersatu / berpisah |
2 |
Lingkungan terbuka |
Halaman depan, samping dan belakang Luas / sempit Kualitas : ada/tidak rumput, keadaan : bersih/kotor |
3 |
Batas |
Ada batas daerah / jalan, sungai,/got Kondisi : Bersih / kotor |
4 |
Kebiasaan |
Tempat berkumpul, dengan siapa, jam berapa |
5 |
Transportasi |
Cara datang dan pergi, situasi jalan, jenis dan alat transportasi |
6 |
Pusat Pelayanan |
Klinik, Praktek pelayanan kesehatan : dikunjungi / tidak, jaraknya : jauh / dekat |
7 |
Toko, warung, pusat pembelanjaan |
Siapa pemiliknya, jenis apa, bagaimana mencapainya |
8 |
Orang di jalan |
Siapa yang dijumpai di jalan: ibu / bayi, orang pengangguran, anak sekolah, binatang liar, dan lain-lain |
9 |
Tempat ibadah |
Mesjid, gereja, wihara, kuil |
10 |
Kesehatan |
Ada yang sakit : akut / Kronis, dekat dengan tempat pelayanan kesehatan / tidak |
11 |
Politik |
Kampanye, poster dan dampaknya terhadap kesehatan |
12 |
Media |
Televisi, majalah, Koran, bagaimana mencapainya, mudah / tidak |
c. Ekonomi
Indicator ekonomi dan sumber informasi (Anderson E.T, Mc. Farlane J, 2000)
NO |
INDIKATOR |
SUMBER DATA |
1. |
Karakter Finansial a. Rumah tangga Ø Rata-rata pendapatan · Persentase rumah tangga di bawah miskin · Persentase rumah tangga yang menerima pelayanan · Persentase rumah tangga di kepalai wanita Ø Biaya perbulan masing-masing b. Individu Pendapatan perorangan Persentase yang miskin |
Sensus Camat
Lurah
Sda |
2 |
Karakteristik pekerjaan a. Kelompok Umum Ø Persentase bekerja Ø Persentase pengangguran Ø Persentase pensiunan b. Kelompok Khusus Ø Persentase wanita dengan anak bekerja Ø Persentase Pimpinan Ø Perssentase teknisi Ø Persentase petani Ø Persentase pekerjaan lain |
Sensus Depnaker Camat/Lurah Sda |
d. Keamanan Dan Transportasi
NO |
KOMPONEN |
SUMBER DATA |
1 |
Kualitas pelayanan perlindungan Ø Kebakaaran Ø Polusi Ø Sanitasi Limbah |
Tata kota, Dinas Kebakaran, Dinas PU, kantor Polisi |
2 |
Kualitas Air |
PDAM |
3 |
Transportasi : Swasta / pemerintahan Bus, jalan tol, udara, laut, kereta api |
Dephub |
e. Politik dan Pemerintahan
NO |
KOMPONEN |
1 2 3 4 |
Pemerintah : RT, RW, Lurah, Camat, dan seterusnya Kelompok pelayanan masyarakat; PKK, LPMK, dan lain-lain Politik; peran serta parpol dalam pelayanan kesehatan Kebijakan pemerintah dalam pelayanan kesehatan |
f. Komunikasi
NO |
KOMPONEN |
1 2 |
Komunikasi Formal; Koran, televisi, dan radio Komunikasi informal; papan pengumuman di mesjid |
g. Pendidikan
NO |
KOMPONEN |
SUMBER DATA |
1 |
Status Pendidikan – Usia lulus sekolah -jumlah pendaftar untuk setiap jenis sekolah – Bahasa yang digunakan |
Data sensus-karakteristik sosial |
2 |
Pendidikan yang tersedia di dalam dan di luar komunitas – Pelayanan – Sumber – Karakteristik pemakai – Keadekuatan dapat dicapai |
Diknas, kelapa sekolah |
h. Rekreasi
NO |
KOMPONEN |
1 2 3 4 |
Macam fasilitas rekreasi Tempat rekreasi Bayaran Yang menggunakan |
3. Persepsi
1. Persepsi Masyarakat
Dalam persepsi masyarakat ini yang dinilai adalah bagaimana perasaan warga terhadap masyarakat dan apa yang dianggap sebagai kekuatan bagi masyarakat itu sendiri.
2. Persepsi Mahasiswa
Persepsi mahasiswa merupakan pernyataan mahasiswa terkait dengan status kesehatan masyarakat yang ada dikomunitas tersebut.
4. Ancaman Masalah
Ancaman masalah merupakan masalah yang dapat mungkin timbul oleh setiap kasus yang dapat terjadi pada lingkungan yang diteliti baik secara fisik, mental dan spiritual.
II. Diagnosa keperawatan
Data dari hasil pengkajian dikumpulkan untuk dianalisa, dimana nantinya akan ditemukanlah masalah keperawatan serta etiologi dari masalah tersebut. Menurut Mucke (1994), diagnosa keperawatan dibagi atas :
1. Masalah : sehat sampai sakit
2. Karakteristik populasi
3. Karakteristik lingkungan : nyata, resiko, dan potensial
4. Rumusan :
Resiko ………………….. (masalah) …………………….diantara (populasi/komunitas) b.d (karakteristik komunitas dan lingkungan) yang dimanifestasikan dengan …………………..(indicator kesehatan / analisa data)
a. Prioritas masalah
NO |
Masalah Kesehatan |
a |
b |
c |
d |
e |
F |
g |
H |
i |
J |
k |
l |
Jumlah |
Keterangan : Keterangan pembobotan :
a. Resiko terjadi 1. Sangat rendah
b. Resiko parah 2. Rendah
c. Potensial untuk pendidikan kesehatan 3. Cukup
d. Minat masyarakat 4. Sangat tinggi
e. Mungkin diatasi
f. Sesuia program
g. Tempat
h. Waktu
i. Dana
j. Fasilitas kesehatan
k. Seumber dana
l. Sesuai dengan peran perawat
III. Intervensi
Ada 4 strategi intervensi :
1. Promosi kesehatan :
a. Penyebaran informasi
b. Penyuluhan
c. Penyebaran leaflet
2. Pelayanan kesehatan
a. Pengobatan masal
b. Posyandu
3. Kegiatan kelompok :
Penyuluhan kelompok khusus
4. Pemberdayaan masyarakat :
a) Gotong royong atau kerja bakti
IV. Implementasi
Implementasi merupakan tahap realisasi dari asuhan keperawatan yang telah disusun. Perawat kesehatan dalam implementasi kesehatan bekerja sama dengan pelayanan kesehatan di wilayah tersebut. Tanggung jawab melaksanakan kegiatan:
§ Bantuan mengatasi masalah kurang gizi, mempertahankan kondisi seimbang, meningkatkan kesehatan
§ Mendidik komunitas tentang perilaku sehat untuk mencegah kurang gizi
§ Advokat komunitas.
c. Evaluasi
1. Tujuan jangka panjang
Perubahan perilaku masyarakat
a) Status kesehatan meningkat
b) Masalah teratasi
2. Tujuan jangka pendek
Setelah 2 bulan tindakan
– 50 % warga mendapatkan informasi tentang…..
– 50 % kader mampu memberikan penyuluhan…..
– Jumlah kader 4 orang
Menurut W.K Kelling Foundation (1998) ada 6 prinsip dalam mengevaluasi :
1. Adanya pembuatan program
Pada evaluasi program yang telah dibentuk perlu adanya tindak lanjut sehingga program kesehatan dapat terlaksana dengan baik dan terpantau oleh orang-orang yang bertanggung jawab.
2. Melakukan bermacam-macam pendekatan
Pendekatan pada multi disiplin ilmu sangat dibutuhkan dalam mengevaluasi.
3. Membuat evaluasi berdasarkan kondisi realita yang berlaku sama disetiap wilayah
4. Membuat proses partisipasi semua anggota komunitas
Anggota komunitas tidak hanya melakukan pengkajian, analisa, perencanaan dan implementasi program saja, tetapi juga berpatner ship dalam mengevaluasi program.
5. Melihat trend yang berlaku di wilayah yang dievaluasi
6. Membangun kekuatan
proses evaluasi terkait dengan hasil yang diharapkan, membangun keterampilan yang optimal, peningkatan pengetahuan dan perilaku yang baik.
Komponen evaluasi :
1. Relevansi sistem evaluasi yang digunakan dengan proses yang dipakai
2. Berkelanjutan selalu melakukan proses evaluasi yang berke-sinambungan dan berkelanjutan sehingga dapat diketahui kelemahan dan proses perubahan rencana tindakan tidak terlalu berat.
3. Efisiensi biaya, evaluasi ini mengukur antara hasil yang dicapai oleh program dengan biaya yang dikeluarkan.
4. Efektifitas (impack) apakah tujuan tercapai, apakah klien puas dengan program yang direncanakan, efektifitas ini terfokus pada program evaluasi formating.
5. Out come, apa implikasi program dalam waktu jangka panjang, apa hasil yang telah dicapai program, apakah perubahan perilaku dapat dicapai dalam waktu 6 minggu, 6 bulan atau 6 tahun.
LAPORAN HASIL WINSHIELD SURVEY
RW VI KELURAHAN PURUS KECAMATAN PADANG BARAT
A. PENDAHULUAN
Sehubungan dengan pelaksanaan Praktek laboratorium Komunitas III yang diadakan di RW VI Kelurahan Purus Kecamatan Padang Barat, maka Mahasiswa telah melakukan pengamatan secara umum ( Winshield Survey ) tentang situasi dan keadaan wilayah di RW VI.
Gambaran umum situasi dan keadaan wilayah di RW VI Kelurahan Purus Kecamatan Padang Barat didapatkan melalui wawancara dengan ketua RW dan melakukan pengamatan di wilayah RW VI.
RW VI Kelurahan Purus Kecamatan Padang Barat terdiri dari 3 RT yaitu RT 01, RT 02, dan RT 03. Perkiraan jumlah penduduk di RW VI Kelurahan purus kecamatan padang barat menurut sensus penduduk adalah ± 800 – 1000 jiwa dengan jumlah kepala keluarga ± mencapai 340 kepala keluarga.
B. CORE
1. Sejarah
Dahulunya daerah purus ini terdiri dari rawa – rawa yang pada awalnya hanya di tempati oleh para nelayan mencari ikan dan setelah itu ditempati oleh para pendatang dari berbagai daerah yang menetap di kelurahan purus ini.
Beberapa tahun kemudian dibentuk RK ( rukun keluarga ) yang dinamakan kampung purus. Seiring berjalannya waktu, maka semakin banyak jumlah kepala keluarga yang berada di daerah purus tersebut.
Sehingga pada tahun 1983 dibentuk RW VI Kelurahan Purus Kecamatan Padang Barat. Yang mana di RW VI ini terdiri dari 3 RT diantaranya :
a. RT 01 terdapat ± 60 KK
b. RT 02 terdapat ± 120 KK
c. RT 03 terdapat ± 160 KK
Sehingga sampai sekarang, jumlah warga yang ada di RW VI kelurahan purus ini ± 340 KK.
2. Demografi
Batas wilayah RW VI kelurahan purus kecamatan padang barat :
Utara : berbatas dengan got
Timur : berbatas dengan jl. Veteran
Selatan : berbatas dengan jl. Purus 5
Barat : berbatas dengan pantai
3. Etnik
Tidak terdapat etnik yang berbeda pada penduduk di wilayah RW VI Kelurahan Purus Kecamatan Padang Barat tidak ada tempat-tempat khusus untuk etnik tertentu.
Analisa : Melihat sebagian besar warga RW 6 dengan etnik dan budaya yang sama, kemungkinan untuk timbulnya konflik antar etnik tidak ada.
Masalah Keperawatan : Potensial terhadap dukungan peningkatan kesehatan.
4. Nilai dan Keyakinan
Di RW VI Kelurahan Purus Kecamatan Padang Barat mayoritas penduduknya beragama islam dan adapun penduduk beragama non muslim ± 1%. Dan di RW VI terdapat sebuah mesjid yaitu mesjid Al – Iman.
Analisa : Melihat tidak adanya perbedaan keyakinan, kemungkinan untuk timbulnya konflik antar agama tidak ada. Adanya tempat ibadah yang mudah dijangkau memungkinkan masyarakat dapat meningkatkan kegiatan ibadahnya.
Masalah Keperawatan : Potensial terhadap dukungan peningkatan kesehatan
C. DELAPAN SUB SISTEM
1. Lingkungan fisik
Perumahan di RW VI pada umumnya permanen dan ada juga semi permanen. Jarak satu rumah dengan rumah lainnya berdekatan. Secara umum kondisi lingkungan di RW VI memenuhi syarat kesehatan meskipun ada beberapa rumah yang memiiki kondisi sedikit mengkhawatirkan karna berpotensi menimbulkan suatu penyakit yang disebabkan oleh sanitasi lingkungan yang kurang memadai.
Sebagian rumah terdapat got- got yang tidak mengalir terlihat airnya berwarna hijau. Dan dibeberapa tempat terdapat tanah kosong yang digunakan untuk pembuangan sampah masyarakat.
Analisa : sanitasi lingkungan kurang bersih memungkinkan timbulnya penyakit
Masalah Keperawatan : Potensial terjadinya demam berdarah, malaria dan diare.
2. Kesehatan dan Pelayanan sosial
Hasil dari winshield survey di RW VI, terdapat puskesmas dan posyandu sebagai tempat pelayanan kesehatan bagi masyarakat. Puskesmas di RW VI hingga sekarang masih berjalan dengan baik dan sebagaimana semestinya. Puskesmas di RW 6 memiliki peranan yang penting bagi masyarakat, sebab masyarakat menggunakan layanan kesehatan pertama kali untuk pertolongan pertama sebelum ke Rumah Sakit. Sedangkan posyandu dari hasil wawancara dengan ketua RW VI mengatakan bahwa posyandu masih aktif dilaksanakan sampai sekarang. Tetapi posyandu bayi dan lansia di RW VI disatukan.
Pelayanan sosial yang terdapat di wilayah RW VI adalah Jasa Sosial Kematian (JSK) yang diselenggarakan di mesjid Al- Iman. Jasa ini bertujuan untuk memfasilitasi warga dalam penyelenggaraan jenazah.
Analisa : melihat di RW VI terdapat pelayanan kesehatan seperti puskesmas dan posyandu, kemungkinan pelayanan kesehatan bagi masyarakat RW VI terpenuhi.
Masalah Keperawatan : Potensial terhadap dukungan peningkatan kesehatan.
3. Ekonomi
Kepala keluarga pada umumnya mempunyai mata pencaharian sebagai pegawai negeri/swasta, pedagang, buruh, pekerja tidak tetap dan nelayan. Di wilayah ini ada rumah penduduk yang memiliki warung, dan ada juga pusat perbelanjaan ( pasar ) . Di RW VI Purus ini penduduk biasanya berbelanja ke pasar pagi tetapi ada juga sebagian penduduk berbelanja ke Pasar Raya Padang.
Analisa : Terlihat tingkat ekonomi masyarakat yang menengah ke atas.
Masalah Keperawatan : Potensial peningkatan status kesehatan
4. Transportasi
Sarana transportasi yang digunakan di RW VI umumnya menggunakan kendaraan pribadi berupa kendaraan beroda dua dan ada juga yang roda empat, dan sebagai transportasi umum masyarakat menggunakan fasilitas ojek. Secara umum lalu lintas di wilayah ini lancar.
Analisa : Terlihat banyaknya kendaraan yang lalu lalang di wilayah RW VI
Masalah Keperawatan : Resiko tinggi cedera pada anak dan remaja
5. Keamanan
Keamanan RW VI dari hasil wawancara yang mahasiswa dapatkan adalah dengan membentuk ikatan pemuda yang tujuan untuk mengamankan masalah atau konflik yang terjadi diantara masyarakat. Dimana di RW VI ini tidak terdapat balai pemudanya. Tetapi jika ada kegiatan kemasyarakatan dimusyawarahkan di Mesjid Al-Iman yang sudah dibentuk Persatuan Pemuda Pemudi Mesjid Al-Iman.
Analisa : Di RW VI tidak adanya pos keamanan seperti POSKAMLING
Masalah keperawatan : Potensial terhadap keamanan yang kurang memadai
6. Politik dan Pemerintahan
Di wilayah RW VI terlihat adanya poster partai politik dan terdapat sebuah kantor partai politik PPP. Pemilihan RW dilakukan sekali dalam 3 tahun dan pengambilan keputusan biasanya berdasarkan hasil musyawarah masyarakat dengan lurah dan ketua kelompok.
Analisa : Terdapatnya peran aktif masyarakat
Masalah Keperawatan : Potensial terhadap peningkatan peran masyarakat
7. Komunikasi
Bahasa yang digunakan oleh warga RW VI tergantung pada kondisi formal dan informal. Pada kondisi formal biasanya masyarakat menggunakan Bahasa Indonesia. Sedangkan pada informal masyarakat menggunakan Bahasa Minang sebagai bahasa sehari-harinya. Bila ingin menyampaikan sesuatu informasi, masyarakat menggunakan Masjid sebagai tempat berkomunikasi dan berkumpul. Pengumuman biasanya diumumkan melalui Masjid. Rata-rata masyarakat menggunakan Handphone sebagai sarana komunikasi.
Analisa : Mesjid merupakan satu – satunya pusat penyebaran informasi di RW VI, sehingga masyarakat memperoleh informasi yang akurat.
Masalah Keperawatan : Potensial peningkatan pengetahuan dan pertukaran informasi
8. Pendidikan
Di RW VI Kelurahan Purus Kecamatan Padang Barat berdasarkan hasil wawancara bahwa rata-rata masyarakat di RW VI ada yang tamat SD, SMP, SMA dan Perguruan Tinggi. Dan di RW VI terdapat Sekolah dasar. Dan bahwa masyarakat disana tidak ada yang buta huruf.
Analisa : Terdapat 1 sarana pendidikan di RW VI yaitu Sekolah Dasar.
Masalah Keperawatan : Potensial peningkatan pendidikan.
9. Rekreasi
Didaerah RW VI Kelurahan Purus Kecamatan Padang Barat terdapat tempat rekreasi seperti danau buatan yang diberi nama danau cimpago dan pantai padang serta tempat rekreasi lainnya penduduk biasanya bermain sepak bola di lapangan yang ada di RW VI tersebut. Dan setiap 17 agustus masyarakat RW VI kelurahan purus kecamatan padang barat merayakannya dengan mengadakan berbagai macam perlombaan, seperti panjat pinang, pacu karung, bola kaki, dsb.
Analisa : melihat sebagian besar dari warga RW VI lebih banyak menghabiskan waktu di kawasan pantai padang
Masalah keperawatan : potensial terjadinya kecelakaan kendaraan bermotor.
c) Persepsi
1. Persepsi masyarakat
Ketua RW VI mengatakan selama tinggal disini dan menjabat sebagai RW VI Kelurahan Purus Kecamatan Padang Barat merasa senang karena masyarakat di kelurahan purus ini berinteraksi sosial dengan baik.
Adapun kendala yang ditemui dikelurahan purus ini yaitu partisipasi yang kurang dari masyarakat tentang kebersihan.
2. Persepsi mahasiswa
Persepsi mahasiswa RW VI Kelurahan Purus Kecamatan Padang Barat bahwa sebagian lingkungan di RW VI bisa dikatakan baik untuk kesehatan masyarakatnya dan adapun sebagian dari lingkungan RW VI sangat mengkhawatirkan dan berpotensi menimbulkan penyakit seperti: DBD, malaria, penyakit kulit, dsb.
4. Ancaman masalah
a. kemungkinan terjadinya banjir di RW VI dan dapat menimbulkan penyakit seperti diare, DBD, malaria, dan penyakit kulit.
b. Kemungkinan terjadinya resiko cidera pada masyarakat RW VI karna kurangnya pengawasan dari keluarga terhadap anak-anak yang bermain dilingkungan RW VI.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Setelah dilakukan pengamatan di RW VI Kelurahan Purus Kecamatan Padang Barat, mahasiswa dapat menyimpulkan bahwa tingkat kesehatan yang ada di lingkungan RW VI dapat di golongkan pada tingkat standar kesehatan yang memadai karena dapat di tunjang dengan adanya puskesmas atau pusat kesehatan masyarakat dan tingkat pengetahuan masyarakat yang cukup untuk memahami setiap gejala penyakit yang terjadi di lingkungan RW VI.
B. Saran
1. Bagi masyarakat untuk selalu terus menerus meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat dan menjaga kebersihan lingkungan agar terbebas dari dampak apa saja yang bisa ditimbulkan.
2. Bagi Puskesmas tetap memberikan informasi terbaru terkait masalah yang ditemukan dimasyarakat dan mengevaluasi masalah yang ditemukan baik jangka pendek maupun jangka panjang.
3. Bagi mahasiswa dan institusi pendidikan keperawatan dapat lebih memantapkan penggunaan proses keperawatan dalam pemecahan masalah keperawatan komunitas yang meliputi :
a. Perlunya diadakan pelatihan- pelatihan terhadap masyarakat yang kurang mampu untuk memelihara kesehatan lingkungan.
b. Meningkatkan derajat pengetahuan masyarakat mengenai pemeliharaan serta pengelolaan lingkungan yang sehat bagi masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Anderson alizabet t. 2006. Buku ajar keperawatan komunitas :teori dan praktek edisi 3. Jakarta : EGC
Mubarak, Wahit Iqbal, dkk. 2011. Ilmu Keperawatan Komunitas Pengantar dan Teori : Jilid 1. Jakarta : Salemba Medika.
Mubarak, Wahit Iqbal, dkk. 2011. Ilmu Keperawatan Komunitas Konsep dan Aplikas : Jilid 2. Jakarta : Salemba Medika.